TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA DAN SELAMAT MENIKMATI INFORMASI YANG ADA

Sekilas Tentang Kaum Wanita di Desa Batujai

Jumat, 17 Januari 2014

Sumber Gambar; www.marketing.co.id 




Kemiskinan menjadi salah satu penyebab dari berbagai masalah sosial yang ada, terutama di Desa Batujai, khususnya dusun-dusun yang ada di desa ini. Hal ini mengakibatkan para wanita lebih berpikir keras dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Wajah kemiskinan bukanlah penghalang bagi warga untuk berkreasi dan berekpresi, banyak wanita berkarya dalam bidang menenun kain, selain menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Akan tetapi menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan utama, menenun kain merupakan pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh kaum wanita setelah menyiapkan kebutuhan dapur untuk santapan bersama keluarga. Kesederhanaan kaum wanita dalam menjadi bagian rumah tangga masih sangat tradisional, tidak seperti kaum wanita yang ada di perkotaan. Sehingga membuat para lelaki lebih merasa nyaman setelah pulang dari kerja, akan tetapi mereka bekerja bukan dikantor, melainkan bekerja membajak sawah, menjadi buruh tani maupun bangunan, dan yang lainnya.

Keberadaan wanita sebagai ibu rumah tangga menjadi bagian yang penting dalam kehidupan keluarga, apalagi bagi warga masyarakat Desa Batujai, wanita menjadi ibu rumah tangga merupakan salah satu tradisi atau profesi yang masih terjaga sampai saat ini, artinya; kaum wanita lebih menginginkan menjadi ibu rumah tangga, ketimbang bekerja diluar rumah, hal ini dikarenakan beberapa faktor, selain tidak memiliki pekerjaan yang tetap, juga masih kurangnya lowongan pekerjaan yang memadai.

Misalnya di Dusun Batu Beduk, Bare Gabak, Kampih dan Dusun Sorak. Para wanita sebagain besar menjadi ibu rumah tangga (95%), namun kaum wanita tidak berdiam diri dalam membantu para kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu caranya adalah menenun atau biasanya mereka mengatakan nyensek. Dan beberapa cara lain yang bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah satu pelopor menenun ini adalah Lale Alon Sari. Lale Alon berjuang untuk memberikan kesempatan bagi kaum wanita yang ada di batu beduk maupun sekitarnya untuk mendapatkan penghasilan lebih, selain menjadi ibu rumah tangga. Lale Alon memilih pemberdayaan melalui keterampilan menenun yang dikuasai perempuan setempat secara turun-temurun. Ia memberikan pelatihan, membuka akses terhadap bahan baku dan mengembangkan pemasaran dengan membangun artshop yang menjual hasil tenun warga. Dengan kesempatan inilah, kaum wanita (ibu rumah tangga) yang ada, tidak menyianyiakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KAMPOENG BATUJAI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger